BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Produksi
Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai
dari sistem perekonomian, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (
barang dan /atau jasa). Produksi
merupakan fungsi pokok di dalam setiap organisasi, yang mencangkup aktivitas
yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tabah produk yang di ciptakan
output dari setiap organisasi tersebut.
Sistem adalah merupakan suatu rangkain unsur-unsr yang saling dan tergantung serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan definisi dari produksi adalah kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa melalui proses transpormasi masukan menjadi keluaraan. Jadi dapat dikatakan bahwa system produksi adalah gabungan dari beberapa unit atau elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Di dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transpormasi tambah yang merubah input menjadi output yang dapat di jual dengan harga kompetitif di pasar. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut:
Sistem adalah merupakan suatu rangkain unsur-unsr yang saling dan tergantung serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian tujuan tertentu. Sedangkan definisi dari produksi adalah kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa melalui proses transpormasi masukan menjadi keluaraan. Jadi dapat dikatakan bahwa system produksi adalah gabungan dari beberapa unit atau elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Di dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transpormasi tambah yang merubah input menjadi output yang dapat di jual dengan harga kompetitif di pasar. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik berikut:
1. Mempuyai
komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan
membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen structural
yang membangun system produksi itu.
2. Mempunyai
tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan produk ( barang atau
jasa ) berkualitas yang dapat dijual dengan harga komptetif di pasar.
3. Mempunyai
aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah untuk menjadi output secara
efektif dan efesien.
4. Mempunyai
mekanisme yang mengendalikan pengoprasiannya berupa optimasi pengalokasian
sumber daya.
Sistem produksi memiliki komponen atau elemen
struktural dan fungsional yang berperan penting menunjang kontinuitas
operasional system produksi itu.
Komponen atau elemen structural yang membentuk sistem produksi terdiri
dari: bahan ( material ), mesin dan peralatan tenaga kerja, modal, energi, informasi,
tanah dan lain-lain. Sedangkan komponen
atau elemen fungsional terdiri dari: supervise, perencanaan, pengendalian,
koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya berkaitan dengan manajemen dan
organisasi. Secara skematis sederhana sistem
produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Dari gambar 1.1
tampak bahwa elemen-elemen utama dalam system produksi adalah: input, proses
dan output, serta adanya suatu mekanisme umpan balik untuk pengendalian system
produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan terus menerus ( continuous improvement ).
contoh Sistem
produksi jasa dan manufaktur
No
|
Sistem
|
Input
|
Output
|
1
|
Bank
|
Karyawan
,fasilitas gedung dan peralatan kantor ,modal,energi,informasi,manajerial
dll.
|
Pelayanan
finansial bagi nasabah ( deposito,pinjaman,dll)
|
2
|
Rumahsakit
|
Dokter
,perawat, karyawan,fasilitas gedung dan peralatan medis ,laboratorium, modal,
energi, informasi ,manajerial,dll.
|
Pelyanan
medis bagi pasien ,dll.
|
3
|
Universitas
|
Dosen
,asisten,mahasiswa,karyawan, fasilitas gedung dan peralatan kulaih perpustakaan,laboratorium,modal,
energi, informasi, ,manajerial,dll.
|
Pelayanan
akademik bagi mahasiswa untuk menghasilkan
Sarjana(S1),Magister(S2),Dokter(s3),dll.
|
4
|
Transportasi
Udara
|
Pilot,
pramugari,tenaga mekanik ,karyawan,pesawat terbang,fasilitas,gedung dan
peralatan kantor ,energi, iformasi,manajerial,dll.
|
Transportasi
udara bagi orang dan barang dari satu lokasi ke lokasi lain.
|
5
|
Manufaktur
|
Karyawan
,fasilitas gedung dan peralatanpabrik,material,modal,energi,informasi
manajerial,dll.
|
Barang
jadi,dll.
|
2.2.1 Elemen Input dalam Sistem Produksi
Pada dasarnya input dalam system produksi dapat di
klasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu:
1. Input
tetap (fixedinput) didefinisikan sebagai
suatu input bagi system produksi yang tingkat penggunaan input itu tidak
tergantung pada jumlah output yang akan di produksi. Bagaimanapun perlu
diperhatikan bahwa input tetap hanya dipertimbangkan untuk periode jagka pendek
(short run Period) sedangkan untuk periode angka panjang (long run period)
semua input bagi system produksi dipertimbangkan sebagai input variable.
2.
Input variable
(variable input) didefinisikan sebagai suatu input bagi system produksi yang
tingkat pengunaan input itu tergantung pada jumlah output yang akan diproduksi.
2.2 Pengertian
Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik
bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan
dana menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa.
Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik
menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi
yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada
seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
Maka dari itu, Proses Produksi merupakan kegiatan
menambah faedah (kegunaan) dari suatu benda atau menciptakan suatu benda baru
(hasil) sehingga lebih bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan.
2.3
Tujuan Produksi
Kita dapat melihat bahwa tanpa kegiatan produksi,
kebutuhan manusia yang banyak ragamnya itu tidak dapat dipenuhi. Kemajuan dalam
hal melakukan produksi ada hubungannya dengan standar hidup. Jadi, secara umum
tujuan produksi adalah memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Adapun tujuan proses produksi lainya adalah
1. Menghasilkan barang atau jasa
Sangat jelas jika tujuan kegiatan
produksi adalah menghasilkan barang atau jasa dengan menciptakan barang atau
jasa baru melalui proses produksi oleh produsen.
2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
Sebuah perusahaan atau industri
memproduksi suatu barang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna barang itu
sendiri, di mana sebelumnya barang tersebut belum atau kurang berguna tetapi
sesudah melalui proses produksi nilai guna dari barang tersebut menjadi lebih
tinggi.
3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Tujuan dari proses produksi
diharapkan dapat menghasilkan produk yang nantinya dapat mendatangkan
keuntungan (profit oriented) yang nantinya kemakmuran masyarakat
akan meningkat karena masyarakat akan memperoleh keuntungan dengan memproduksi
suatu barag/jasa.
4.
Meningkatkan
keuntungan
Dengan memproduksi barang dan jasa
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan industri/perusahaan tersebut
5.
Memperluas
lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah
memiliki skala produksi yang besar dan diminati atau laku pasar maka dapatlah
dipastikan bahwa perusahaan tersebut akan semakin besar sehingga dapat
memperluas lapangan usaha.
6.
Menjaga
kesinambungan usaha perusahaan
Tujuan berikutnya adalah untuk
menjaga kesinambungan usaha perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat terus
berjalan baik dalam memperoleh faktor-faktor produksi, memproduksi barang dan
jasa serta menjualnya ke pasar untuk mendapatkan keuntungan.
2.4
Jenis-jenis Proses Produksi
1.
Jenis proses produksi di
tinjau dari segi wujud proses produksi :
a.
Proses produksi kimiawi
Proses produksi kimiawi
merupakan suatu proses produksi yang menitikberatkan kepada adanya proses
analisa atau sintesa serta senyawa kimia. Contoh perusahaan obat-obatan,
perusahaan tambang minyak.
b.
Proses produksi perubahan
bentuk
Proses perubahan bentuk
adalah proses produksi dimana dalam pelaksanaannya menitikberatkan pada
perubahan masukan (input)
menjadi keluaran (output)
sehingga didapatkan penambahan manfaat atau faedah dari barang tersebut.
Contohnya perusahaan mebel, perusahaan garmen.
c.
Proses produksi assembling
Proses produksi assembling
merupakan suatu proses produksi yang dalam pelaksanaan produksinya lebih
mengutamakan pada proses penggabungan dari komponen-komponen produk dalam
perusahaan yang bersangkutan atau membeli komponen produk yang dibeli dari
perusahaan lain. Contohnya perusahaan yang memproduksi peralatan elektronika,
perakitan mobil.
d.
Proses produksi
transportasi
Proses produksi
transportasi merupakan suatu proses produksi dengan jalan menciptakan jasa
pemindahan tempat dari barang ataupun manusia. Dengan adanya pemindahan tempat
tersebut maka barang atau manusia yang bersangkutan ini akan mempunyai kegunaan
atau merasakan adanya tambahan manfaat. Contohnya perusahaan kereta api,
perusahaan angkutan.
e.
Proses produksi penciptaan
jasa administrasi
Proses produksi penciptaan
jasa administrasi adalah suatu proses produksi yang memberikan jasa
administrasi kepada perusahaan-perusahaan yang lain atau lembaga-lembaga yang
memerlukannya. Pemberian metode penyusunan, penyimpanan dan penyajian data
serta informasi yang diperlukan oleh masing-masing perusahaan yang
memerlukannya merupakan jasa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan semacam
ini.
Seperti
yang kita ketahui bahwa cara, metode dan teknik menghasilkan produk banyak,
tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Proses produksi terus menerus (Continous
processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan
proses produksi di dalam perusahaan. Proses produksi secara kontinu dilakukan
pada industri
dengan skala produksi besar. Contoh industri yang melakukan produksi secara
kontinu adalah industri gelas.
Gelas dipanaskan sehingga berbentuk lunak dan kemudian dialirkan ke mesin
pencetak untuk dibentuk. Proses pencairan dan pencetakan berlangsung secara
terus menerus tanpa terhenti. Proses produksi pada umumnya dihentikan
berdasarkan keperluan perawatan dan perbaikan. Secara rutin (bisa sebulan
sekali, enam bulan sekali, atau setahun sekali) proses produksi dihentikan dan
dilakukan perawatan dan pemeriksaan menyeluruh (overhaul) terhadap alat-alat proses.
Pada proses produksi secara kontinu umum
digunakan sistem yang terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau
pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia
dapat dikurangi sehingga proses produksi dapat berlangsung terus menerus dengan
kondisi yang stabil atau bahkan mendekati tunak (semua keadaan konstan dan
tidak berubah).
Ciri-ciri dari proses produksi tereus-menerus :
1.
Produksi dalam jumlah
besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
2.
Menggunakan product lay out
atau departmentation by product.
3.
Mesin bersifat khusus.
4.
Operator tidak mempunyai
keahlian yang tinggi.
5.
Salah satu mesin/
peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
6.
Tenaga kerja sedikit.
7.
Persediaan bahan mentah dan
bahan dalam proses kecil.
8.
Dibutuhkan maintenance
specialist yang berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
Adapun kebaikan dari proses produksi terus-menerus :
a.
Biaya per unit rendah bila
produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
b.
Pemborosan dapat diperkecil
karena menggunakan tenaga mesin.
c.
Biaya tenaga kerja rendah.
d.
Biaya pemindahan bahan di
pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
Adapun
kekeurangan dari proses produksi terus-menerus
a. Terdapat kesulitan dalam
perubahan produk.
b.
Proses produksi mudah
terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
c.
Terdapat kesulitan
menghadapi perubahan tingkat permintaan.
2.
Proses produksi terputus-putus (intermitten
processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu
proses produksi dimana arus proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.
Pada umumnya dilakukan oleh industri proses kimia dengan
skala produksi kecil atau menengah dan industri manufaktur.
Contoh dari industri yang umumnya melakukan
proses produksi secara terputus-putus adalah industri manufaktur seperti
industri sepatu dan industri proses
kimia seperti industri farmasi, tinta, cat,
dan perekat.
Pada proses produksi terputus-putus tinta dan cat, dikenal teknik colour-run. Teknik ini berlangsung
dengan memproduksi warna paling muda terlebih dahulu, seperti misalnya kuning
muda, dilanjutkan dengan warna yang lebih tua, seperti misalnya jingga,
kemudian merah dan seterusnya hingga mencapai warna hitam dan proses produksi
diulang lagi. Dengan menggunakan teknik ini, pencucian dan rekonfigurasi mesin
antar partai dapat diminimalkan. Namun demikian, warna putih (yaitu warna
opaque, bukan transparan), adalah satu-satunya warna yang tidak dapat
diproduksi dengan menggunakan teknik ini karena pigmen putih dapat memengaruhi
warna lain.
Adapun
cirri-ciri dari proses produksi terputus-putus :
1.
Produk yang dihasilkan
dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.
2.
Menggunakan mesin-mesin
bersifat umum dan kurang otomatis.
3.
Operator mempunyai keahlian
yang tinggi.
4.
Proses produksi tidak mudah
terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
5.
Menimbulkan pengawasan yang
lebih sukar.
6.
Persediaan bahan mentah
tinggi.
7.
Membutuhkan tempat yang
besar.
Adapun kelebihan dari produksi terputus-putus
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi
perubahan produk yang berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu system
pemindahan menggunakan tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam
investasi mesin yang bersifat umum dan proses produksi tidak mudah terhenti,
walaupun ada kerusakan di salah satu mesin.
Adapun kekurangan dari proses produksi terputus-putus
yaitu :
1. Dibutuhkan scheduling dan
routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesanan.
2.
Pengawasan produksi sangat
sukar dilakukan.
3.
Persediaan bahan mentah dan
bahan dalam proses cukup besar.
4. Biaya tenaga kerja dan
pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga kerja dan
mempunyai tenaga ahli.
2.5
Faktor Produksi
Faktor
produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan
jasa.
Faktor-faktor
produksi meliputi :
· Faktor
Produksi Alam
Faktor produksi alam ialah semua kekayaan yang terdapat
di alam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi
alam sering pula disebut faktor produksi asli. Faktor produksi alam terdiri
atas tanah, air, sinar matahari, udara, dan barang tambang.
· Faktor
Produksi Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja (labor) ialah faktor
produksi insani secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan
produksi. Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi
asli. Meskipun mesin-mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai pelaksana
proses produksi, namun keberadaan manusia mutlak diperlukan.
·
Faktor
Produksi Modal
Faktor produksi modal adalah faktor penunjang dalam mempercepat
atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi modal dapat berupa
mesin-mesin, alat pengangkutan, sarana pengangkutan, atau bangunan.
· Faktor
Produksi Keahlian
Faktor produksi keahlian
adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam
mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan
jasa.